ini mataku..
lelah mengakar airmata
dan ini tanganku
tak lepas dari matamu
menangkup untuk menjerang tangismu
apa salah?
merobek rahim ibu
tatap sedikit kebenaran
pada realita yang mungkin buram
tak ada yang salah
pun tanpa sebelah kakimu yang tergelincir
matamu tetap tegar
tapi mereka..
menatap nyinyir pada retak resahku
mencibir tiap lekuk lukaku
seolah aku tak punya rupa
(yang bahkan lebih hina dari kotoran mereka)
sebegitu rendahkah kau menilai dirimu?
letak lakumu tak pernah seperti itu
- setidaknya di mataku
ah..
kau tak mengerti kawan
sekelumit hatiku berupa debu
takkah kau sadar dulu..
pernah kau titipkan sisa harumu
pada trotoar yang membisu
padahal tak kau tahu
aku di belakangmu
berharap coba kau titipkan selembar pedih di pundakku
bersama cemas yang semakin menua di ujung waktu
(dan akupun punya banyak waktu untuk itu)
sudahlah..
mari kita duduk
dan akan kusuguhkan kopi hitam kesukaanmu
bersama ceritacerita yang masih tertahan
(karena aku punya banyak waktu untuk itu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar