Remaja dan pacaran. Kayaknya dua hal ini semakin sulit dipisahkan. Kalau kita udah merasa cukup Gedhe, rasanya nggak gaul kalo kita nggak punya pacar. Malu dong sama temen temen, kesannya nggak laku banget! Bener nggak sih??
Ketakutan nggak punya pacar bisa bikin remaja pada nekat lho! “Pokoknya dapet pacar, siapa aja, asal mau sama gue..” hehehehe…gimana kalo pacarmu penjahat? Atau lebih gawat lagi kalo lama nggak dapat dapat, maka rasa percaya diri makin lama makin ilang, kita jadi minder, menutup diri, dan sedih bekepanjangan. Terus ada juga mereka yang “beruntung” punya pacar cakep, saking bersyukurnya apa aja kemauan pacar dikabulkannya, gara gara takut “lepas”. Jadi yang namanya pacaran tuh ternyata gampang gampang susah. Jaman sekarang orang pacaran banyak banget godaannya (apalagi pacaran, nggak punya pacar godaannya juga udah banyak!). Tiap hari ada aja cerita tentang orang pacaran terus “kecelakaan”, maksudnya hamil nggak sengaja, terpaksa nikah, aborsi, jadi korban pelecehan pacar sendiri, jadi stress karena back street, kena penyakit kelamin, dll. Duuuh…emang pacaran bisa sampai ngeri gitu akibatnya?
Jangan salah bung! Survey sudah banyak membuktikan! Kasus aborsi di Indonesia yang dilakukan oleh remaja dibawah 24 menunjukkan 35 % dari seluruh jumlah kasus, dan hal ini terus meningkat. Kasus perkosaan, pelecehan seksual oleh pacar sendiri juga udah banyak menghiasi surat kabar. Bunuh diri karena putus cinta juga udah kita denger sejak jaman nenek moyang. Nah kalo begini kejadiannya, kita memang bener bener harus menerapkan perilaku remaja bertanggung jawab.
Pacaran atau tidak itu adalah sebuah pilihan. Nggak ada lagi aturan yang mengatakan bahwa remaja tuh nggak gaul kalo nggak pacaran. Kalau nggak pengen pacaran, ya kita nggak usah pacaran. Orang pacaran musti jelas motivasinya, dan harus positif. Kalo nggak, mending nggak usah aja. Jangan salah mengartikan gaul ya. Yang namanya gaul tuh justru mereka yang percaya diri, berprestasi, tahu apa yang dia mau, dan tentu saja tahu bagaimana mengemukakan keberatan kalo dia memang nggak mau.
Nah kalo kita mau pacaran, pastikan deh gaya pacaran kita itu masuk kategori pacaran sehat. Yang namanya pacaran sehat bukan berarti tiap kali ngapel kita sambil push-up, main basket atau senam aerobic lho! Pacaran sehat itu berarti pacaran yang tidak “bikin penyakit”. Maksudnya pacaran yang bertanggung jawab, jelas tujuannya, dan tidak merugikan satu sama lain.
Lebih detail lagi, pacaran sehat bisa dijelaskan begini:
Sehat secara psikologis.
Pacaran biasanya tujuannya untuk saling mengenal satu sama lain. Buat remaja kayak kita kita, pacaran biasanya identik dengan hepi hepi. Bisa saling mengekspresikan rasa sayang, cinta, saling memberi dukungan, dan pokoknya ada temen yang asik punya untuk diajak kemana mana. Pacaran menjadi tidak sehat kalau mulai main paksa paksaan, cemburu berlebihan, terlalu posesif, berantem terus, pokoknya bukannya hepi hepi yang didapat, tapi malah bikin stress, ketakutan, tertekan, selalu terpaksa, dll.
Belum kalau bermasalah dengan ortu. Misalnya ortu nggak setuju, entah karena ortu menganggap belum waktunya, nggak dipercaya bisa membawa diri, atau hanya sekedar ortu nggak suka sama pacar kita dan akhirnya kita backstreet. Jelas Backstreet bisa bikin kita sakit kapala, stress dan khawatir terus menerus, takut ketahuan.
Sehat Secara fisik
Biasanya yang paling ditakutkan ortu kalau kita pacaran adalah bahwa kita tidak bisa menjaga diri kita agar “tetap utuh”. Karena ortu tahu dan masih inget bagaimana yang namanya remaja itu sangat bergejolak, selalu pengen coba coba, dan mudah terpengaruh. Banyak remaja perempuan hamil karena pengen coba coba dan nggak bisa menolak bujukan pacar. Remaja cowok juga banyak yang terpengaruh pandangan bahwa kalau belum bisa menggaet cewek berarti dia cowok memble. Akhirnya gara gara mereka berdua nggak punya “kekuatan” untuk menjadi diri sendiri, jadinya tergelincir, coba coba melakukan hubungan seksual dan akhirnya menyesal seumur hidup. Tadinya hubungan seks pertama yang mereka pikir bakal indah tidak terlupakan, ternyata memang bener bener tak terlupakan, saking nyeselnya…..
Kehamilan hanya salah satu resiko. Belum kalau kena PMS (Penyakit Menular seksual). Ingat ya, udah nggak jamannya lagi ngelihat kebersihan seseorang hanya dari penampilan luar. Tampaknya sih dari luar doi keren abis, kulitnya bersih, anak orang kaya, dll, padahal belum tentu dia nggak punya penyakit menular seksual. Nah jadi pacaran yang sehat salah satunya adalah tidak menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit, dan gangguan fisik lainnya (selaput dara robek, dll).
Sehat secara Sosial
Kadang kalo kita lihat orang pacaran di tempat umum bisa bikin kita jengah sendiri deh! Anak SMU pacaran di halte bus kota, sambil ciuman nggak peduli banyak orang ngelihat. Bukannya sirik ya, tapi perilaku kayak gitu nggak pantas deh! Orang orang yang lebih dewasa malah lebih seru lagi. Kadang saya pikir, jangan jangan mereka tuh emang sengaja pamer kali ya?
Jangan lupa bahwa kita hidup di masyarakat yang memiliki norma dan adat istiadat yang berlaku umum di lingkungan kita. Sebagai anggota sebuah masyarakat ( kecuali kamu tinggal di pulau terpencil kayak Tom Hanks di film “out cast”) kamu harus menghargai norma yang berlaku disitu. Jangan mentang mentang kata orang “dunia hanya milik kita berdua” terus orang lain disekitarnya bener bener dicuekin. Pulang ngapel larut malem melebihi jam malam di kawasan kita, juga suka bikin sebel masyarakat, biasanya ortu bakal keberatan dan jangan jangan gara gara dianggap nggak sopan kita malah dilarang pacaran sama mereka. Kalau gaya pacaran kita udah bikin masalah di lingkungan, berarti pacaran kita udah nggak sehat.
Selain Norma masyarakat kita juga punya norma Agama. Agama juga memberikan batasan batasan bagi kita dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Jadi temen temen, sehat secara social dalam pacaran juga musti dijamin. Yang namanya nama baik tuh sulit didapat atau dipertahankan. Jangan hanya gara gara kita lagi hepi kita jadi kehilangan nama baik dan nggak diterima di masyarakat kita sendiri.
Nah temen temen, untuk dianggap berpacaran dengan sehat dan bertanggung jawab, ketiga criteria itu musti dipenuhi, nggak boleh setengah setengah. Banyak memang pertimbangan yang harus kita ambil kalau kita mau pacaran. Saya tahu temen temen paham bahwa pacaran juga ada positifnya. Ada juga (mungkin banyak) manfaatnya yang bisa kita dapatkan. Makanya kalau mau pacaran musti jelas deh motivasinya, jangan sekedar ikut berpartisipasi gara gara semua temen di gank kita pada pacaran semua, atau gara gara takut dianggap nggak laku, nggak gaul, atau takut dianggap nggak jantan. Percaya deh…pendapat pendapat kayak gitu tuh menyesatkan. Yang paling oke adalah jadi diri sendiri, yakin dengan pilihan, dan bertanggung jawab dengan pilihan tersebut. Buat kalian yang udah pada pacaran, coba deh di kaji lagi gaya pacaran kalian, sudah sehat atau baru setengah sehat, atau jangan jangan nggak sehat sama sekali. Sebelum terlanjur, cepet gih ambil keputusan! Semoga sukses ya.
Guntoro Utamadi (PKBI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar